Seni Bertanam Anggrek

Hampir 3-4 tahun rasanya saya tidak aktif dalam menulis di Blog Anggrek ini. Seiring dengan penugasan yang tidak stay di satu tempat. Beberapa koleksi pun hancur berantakan, Laboratorium, kebun dan semua koleksi anggrek sudah tidak ada lagi.

Maaf jangan dijadikan sebagai demotifasi rekan-rekan pecinta anggrek. Dengan tulisan ni saya ingin memulainya kembali. Menggeluti hobby yang sejak SMA saya geluti. Tdak terbayang  20 tahun yang lalu saya hobby anggrek, menanamnya dan hanya sekedar menumbuhkan daunnya saja sudah cukup bahagia. Dan yang lebih bahgia adalah.. membahagiakan Ibu saya yg senang anggrek.

Ya.. dengan hanya waktu 3-4 tahun semua sirna. Dan ucapan maaf ini saya ucapkan pada konsumen, rekan penganggrek. Karena sampai saat ini nomer telepon ini masih juga berbunyi untuk menanyakan ‘ada stok anggrek apa..?’  Saya hanya bisa menjawab maaf sementara ini kami tidak berjualan anggrek karena rumah sekaligus kebun kami berserta lab nya sedang renovasi. Mudah-mudahan di tahun 2018 kami memulai kembali dengan dunia anggrek sebagai hobby yang mengasyikan.

Sebagai memory dan penyemangat untuk saya sendiri, berikut saya postingkan anggrek Dendrobium Kiki Hendarsyah (D. conanthum x D. nindii) yang pernah saya silangkan.

Dendrobium Kiki Hendarsyah
Dendrobium Kiki Hendarsyah ‘Blue’

Published by Kiki Hendarsyah

Berawal dari hobi yang kami komersilkan. Kecintaan pada anggrek membuat kami berusaha untuk terus berkembang. Mencari informasi, belajar, menjalin jaringan sesama penghobi dan pebisnis.

7 thoughts on “Seni Bertanam Anggrek

  1. Sy serasa mendpt air melimpah dipadang gurun stlh membaca tulisan penjenengan. Sy menyenangi anggrek sbnarnya sejak SMA tp apa mau dikata saat itu uang saku sangat minim. Stlh bersabar 20 tahun cita2 punya anggrek terwujud. Alangkah bahagianya hatiku serasa mendpt emas berton-ton …wkwkwkwk. Apalagi skr anggrekku dh banyak …tambah bahagia… bener2 obat stress…ketika pulang kerja penat apalagi hrs kejar tayang …bgtu melihat anggrek …nyesss hati ini..adem dan damai. Maha Besar Tuhan yg menciptakan bunga secantik ini.

    1. Selamat pagi Bu Ari Winarti..
      Mohon maaf sekali jika saya baru merespon karena keterbatasan waktu menulis.. Saya ikut senang membaca apa yang ibu capai, semoga dengan tulisan ini bisa memberikan setetes air di padang gurun.. Terima kasih ibu..

Leave a comment